Baru pertama kali menginjak di tanah suci serasa kaki ini gemetar menginjak tanah di Madinah Al Munawaroh di tahun 2012, apalagi perjalanan religius berziarah ke tanah suci ini waktu dibulan ramadhan.
Mungkin teman-teman pembaca yang pernah ke tanah suci seperti saya, atau lebih dengan banyak cerita.
Kebetulan perjalanan religius ini, saya bersama-sama teman sekantor karena kami mendapatkan bonus atau hadiah dari perusahaan dimana tempat kami bekerja. Suka duka perjalanan religius kami ini banyak sekali, ada yang kecopetan, ada yang kesasar waktu menjalani umroh dan lain-lain.
Perjalanan Religius ini, kita berada di Madinah selama 4 hari dan di Mekkah selama 3 hari.
Perjalanan Religius ini, kita berada di Madinah selama 4 hari dan di Mekkah selama 3 hari.
Subhanaalloh nikmatnya, saya bisa berziarah ke tanah suci, apalagi dibulan suci ramadhan.....
Para Istri-istri kita yang mengantar (lokasi dikantor)
Sebelum berangkat ketempat Jasa and Tour untuk Haji dan Umroh ALMAS , kami sudah berkumpul dihalaman kantor kami, menunggu yang belum pada datang.
Sambil mejeng dikantor kami lanatai 1
Tiba saatnya kita berangkat ke bandara Soekarno Hatta, pagi-pagi kita berangkat dari Bandung menuju Soekarno Hatta jam 5.00 WIB setelah shalat shubuh.
Jam 11.00 WIB kita sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta.
Sambil Menunggu naik pesawat, kita sudah masuk ke bandara.
Bersama teman saya pa fauzi
Tiba saatnya kita naik pesawat ke Tanah Suci dengan pesawat Saudi Arabia Airlines.
Sama teman saya pa patna
Pa dudung dan pa uci
bersama alm. pa hidayat dan pa patna
Diperjalanan didalam pesawat dari Jakarta menuju Riyadh (transit dulu) selama 9 jam,
Pertama kali menginjakkan kaki di Mesjid Nabawi Al Munawaroh (lokasi halaman Mesjid Nabawi), untuk melakukkan shalat shubuh, yang katanya apabila kita shalat di Masjid Nabawi ganjarannya beribu-ribu kali kita shalat dirumah (Indonesia).
Saat buka bersama atau disebut juga Iftar di Masjid Nabawi, sungguh beda rasanya saat buka bersama di Indonesia dengan di Arab Saudi berikut menunya juga.
Setelah adzan maghrib kira-kira pukul 19.00 waktu setempat, kita sama-sama buka bersama atau disebut juga iftar.
Tau ga menunya iftar apa aja.....
1.Yougher, dari susu kambing, tapi ingat saya pernah merasakan beda rasanya yougher yang dari Arab dengan yougher dari Indonesia, ga ada rasanya, terus ingat saya pernah merasakan minum youghernya langsung kontan sakit perut dan pingin langsung ke toilet. Ha...ha....
2. Roti, yang memang dicelupin ke yougher tersebut.
3. Air Zam-zam, Subhanaalloh nikamatnya minum air zam-zam ditenggorokan.
4. Korma
Saya foto-foto menu iftar ini, sambil liat kekiri-kekanan takut ada askar, yang katanya tidak boleh foto-foto didalam Masjid Nabawi.
Lima belas menit kita dikasih waktu untuk berbuka puasa, setelah itu kita sama-sama shalat berjamaah shalat maghrib.
Habis shalat maghrib, kita langsung pulang ke pemondokan (hotel) yang berjarak kira-kira 500 meter dari Masjid Nabawi , untuk makan buka puasa dihotel pemondokkan.
Kira-kira jam 20.30 waktu setempat kita siap-siap pergi ke Masjid Nabawi untuk shalat tarawih 23 rakaat sampai jam 24.00 waktu setempat atau jam 12.00 malam.
Jam 3.00 waktu setempat, kita dibangunkan untuk sahur dihotel pemondokkan, waktu tidak terasa atau waktu tersebut memang penuh jadwalnya. Setelah sahur dihotel, kita siap-siap berangkat menuju Masjid Nabawi untuk melakukkan shalat shubuh jam 4.00 waktu setempat, kita berlomba-lomba mencari ibadah mumpung kita ditanah suci kesempatan tidak bisa dua kali.
Setelah shalat shubuh, kita langsung sama-sama menuju Raudhah (taman surga) dan berziarah menuju makam Nabi Muhammad SAW , Khalifah Abu Bakar ra dan Khalifah Umar Bin Khothob.
Berkunjung ke Makam Baqi Al-Gharqad yang terletak disebelah timur Masjid Nabawi, ini adalah pemakaman penduduk Madinah sejak zaman Rasulullah SAW hingga kini. Lebih dari 10.000 sahabat Nabi, Ahli Bait, Keturunan, Paman hingga Istri Rasulullah (selain Khadijah dan Maimunah) serta para tabi'in dimakamkan disana.
Pasar Kurma
Sesuai rencana pagi hari ini kami akan jalan-jalan ke pasar kurma bersama rombongan dibawah arahan pembimbing. Kami naik bis ke pasar kurma yang berada dibawah kawasan bernama Qurban, letaknya tidak begitu jauh kira-kira 1 km dari hotel, arah selatan Masjid Nabawi (patokannya sebelah kanan dari kubah hijau). Pasar tersebut buka dari pagi sampai malam hari.
Perjalanan tidak terasa karena rame-rame dengan teman sekantor, saya memperhatikkan jalanan menuju pasar kurma agar hapal. Sampai di pasar ini cukup luas dengan outlet-outlet kurma berjajar. Seperti layaknya pasar maka para penjualnya menawarkan barang jualannya dan mengajak para pembeli memasuki tokonya. Puluhan jenis kurma yang masih asli (buah) maupun sudah diolah terpajang disini. Para pedagang pasar kurma Madinah juga bersaing dalam hal harga kepada calon pembeli. Kejelian memilih aneka jajanan kurma dan kemahiran menawar harga menjadi kunci utama bertransaksi dipasar ini. Jika penjual tak mengerti bahasa Indonesia maka komunikasi salah satunya lewat bahasa isyarat (pakai kalkulator ayau jari tangan untuk menunjukkan harga). Ada bahasa umum arab yang bisa kita mengerti seperti "La" artinya tidak boleh, kalau penjual bilang "kalam akhir" = harga pas, dan "halal" berarti harga jadi/dibolehkan. Kadang ada cerita seorang pembeli lainnya. Padahal, jumlah makanan dan tempat membelinya sama. Namun, kita jangan mudah tertarik dengan harga murah. Pasti kondisi kurma tak sama, karena kadangkala kurma ini telah lama tersimpan dalam stoknya dan buahnya bagian dalam kering.
Kurma yang paling terkenal adalah kurma Madinah, karena daging buah kenyal, bentuknya besar, manis dan kering. Berbeda dengan jenis kurma lain yang rutin selalu dipanen setiap musim maka kurma Ajwa atau dikenal dengan kurma nabi paling mahal karena jarang berbuah, rasanya lembut, dan enak. Selain itu kurma dengan kurma yang memiliki ciri berwarna agak kehitaman dan berkulit kering berkhasiat dan memiliki nilai engobatan yang tinggi serta mampu menguatkan sistem imun badan. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW : "Barang siapa diwaktu pagi makan tujuh butir kurma Ajwa, pagi hari itu ia tidak akan kena racun maupun sihir" (HR. Bukhari). Kurma Ajwa pun ada gred/tingkatan kualitasnya semakin bagus semakin mahal. Rata-rata kurma Ajwa dijual 60-90 riyal/kg tergantung besar kecil buahnya. Sebelum membeli kita bisa mencicipi kurma-kurma tersebut, biasanya sang pejual berteriak "halal-halal" artinya gratis. Dibanding Mekkah kurma lebig murah di Madinah, maka di Mekkah paling murah bisa 100 riyal/kg. Di Mekkah kurmanya agak lama, pecah-pecah dan keras. di Madinah kurmanya segar dan lembut. Ada pula yang menjual kurma muda yang dipercaya berkhasiat supaya cepat hamil harganya 10-15 riyal. Kurma Madinah yang murah lainnya berkisar antara 25-40 riyal/kg.
Mengunjungi ke Masjid Quba, Masjid Quba adalah masjid yang terletak didaerah Quba, tepatnya sekitar 5 Km disebelah barat daya Madinah .
Masjid Quba adalah masjid yang pertama didirikan oleh Rasulullah SAW.
Masjid Qiblatain
Disebelah Barat Laut Masjid Nabawi
kurang 4 Km ada sebuah masjid yang bermenara dua berwarna putih bersih
sangat cantik dan anggun. Masjid tersebut mula-mula dikenal dengan nama
masjid Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas
Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq. Pada permulaan
Islam,orang melakukan salat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul
Maqdis di Yerussalem/Palestina. Pada tahun ke 2 Hijriyah hari senin
bulan Rajab waktu Rasulullah sedang melaksanakan salat zuhur di masjid
Bani Salamah ini, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat 144.
Bersama Pa Sutrisno
Jabal Uhud
Jabal Uhud (gunung uhud), adalah gunung batu berwarna kemerahan, tidaklah begitu besar, tingginya hanya 1.050 meter dan terpisah dari bukit-bukit lainnya. Berlokasi sekitar 5 km sebelah utara kota Madinah. Bentuk Jabal Uhud, seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung-gunung yang lain.
Sementara umumnya bukit di Madinah, berbentuk sambung menyambung. Karena itulah, penduduk Madinah menyebutnya Jabal Uhud yang artinya 'bukit menyendiri'.
Jabal Uhud selalu dilewati oleh jamaah yang masuk ke Madinah maupun yang menuju Mekkah. Letaknya memang di pinggir jalan raya menuju kedua kota itu.
Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslim melawan kaum musyrikin Mekkah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah Bin Abdul Muthalib, paman Nabi Nabi Muhammad SAW. Kecintaan Rasulullah SAW pada para Syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.
Disunahkan ketika berziarah ke Jabal Uhud ini kita memberi salam kepada para syuhada Uhud serta mendo'akannya. Sebelum dibangun jalan baru yang menghubungkan kota Mekkah dan Madinah oleh pemerintah kerajaan Saudi, Jabal Uhud selalu dilewati oleh jammah yang hendak menuju Madinah maupun yang menuju Mekkah. Letaknya memang di pinggir jalan raya menuju kedua kota itu.
Seperti yang dikisahkan, lantaran kecintaan Rasulullah SAW kepada para syuhada Uhud, beliau senantiasa berziarah ke Jabal Uhud hampir setiap tahun. Langkah beliau kemudian juga diikuti oleh beberapa sahabat sesudah Rasulullah SAW wafat. Bahkan, dikisahkan bahwa Umar dan Abubakar, juga selalu mengingatkan Rasul jika perjalannnya telah mendekati Uhud.
Niat Umroh
Miqat di Masjid Bir Ali
Bir Ali adalah sebuah masjid dekat kota suci Madinah Al Munawwarah. Masjid Bir Ali merupakan tempat Miqat (berihram). Nabi Muhammad SAW ketika beliau berangkat Haji atau Umroh dari rumah beliau di Madinah. Jamaah Haji atau Umroh yang mengunjungi kota Madinah terlebih dahulu juga akan mengambil Ihram di Masjid ini untuk mengikuti Sunah Rasul.
Jarak dari Masjid Nabawi ke Masjid Bir Ali dapat ditempuh dengan hanya 15 menit menggunakan bis atau mobil, sedangkan jarak dai Masjid Bir Ali (Masjid Miqat) ke Masjid Haram di Mekkah berjarak 425 km atau biasa ditempuh dalam waktu 5 jam perjalanan.
Masjid ini disebut juga dengan Masjid Sajarah (masjid pohon), karena pada saat Miqat Rasulullah duduk dibawah sebatang pohon dimana lokasi pohon tersebut dijadikan lokasi masjid saat ini dan masjid ini dikenal sebagai Masjid Bir Ali Madinah, karena didalam masjid ini terdapat sebuah sumur yang dibuat oleh Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah SAW.
Masjid ini mengalami perluasan besar-besaran pada masa pemerintahan Raja Fahd Bin Abdul Aziz sehingga luasnya kini menjadi 90.000 m2. Masjid ini memiliki Menara dengan tinggi 64 m, sehingga terlihat dari kejauhan selama perjalanan dari kawasan Masjid Nabawi.
Masjid Bir Ali
Sepanjang jalan dari Masjid Bir Ali menuju Mekkah, kita selalu berdo'a Talbiyah
Pada pukul jam 17.00 waktu setempat atau jam 5 sore kami tiba dihotel tempat pemondokan kami selama di Mekkah.
Setelah shalat Isya kita siap-siap berangkat ke Masjidil Haram Mekkah untuk melakukkan Umroh.
Sekitar jam 9 malam waktu setempat, kita berangkat ke Masjid Haram untuk melakukkan Umroh.
Rasanya pingin nangis melihat Kabbah pertama kalinya, serasa mimpi bisa ketemu dengan rumah Allah SWT. Subhanalloh..... Alhamdulillah....akhirnya bisa melihat Kabbah.
Sambil membaca :
Sesampai di Masjid Haram, kita langsung Thawaf mengelilingi Kabbah sebanyak 7 kali putaran, putaran ke 1 sampai dengan 3 kita berlari-lari kecil dan putaran ke 4 sampai ke 7 kita berjalan biasa.
Tempat awal mulai Thawaf, galir lurus (tapi garisnya tidak ada) antara pintu Kabbah dan tanda lampu yang dipasang di sisi Masjid Haram.
Pada batas ini, sambil melihat Kabbah, kita melambaikan tangan 3 kali sambil mengucapkan "Bismillah , Allahu Akbar"
Setelah mengelilingi Kabbah 7 kali putaran, kita langsung pergi ke belakang Makam Ibrahim untuk shalat 2 rakaat dengan membaca :
Pada shalat 2 rakaat tersebut sesudah surat Al-Fatihah pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan pada saat rakaat kedua setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas.
Kemudian minum air Zam-zam, sambil membaca :
Setelah minum Air Zam-zam, kita langsung pergi menuju bukit Shafa untuk melaksanakan Sa'i. Sambil membaca :
Kemudian menghadap ke Kabbah, sambil berdo'a :
Turunlah ke bukit shafa berjalan menuju ke bukit Marwah, ketika sampai dilampu hijau berlari-lari kecil bagi laki-laki, bila memungkinkan sampai ke lampu hijau berikutnya sambil berdo'a :
Setelah melewati lampu hijau kedua kembali berjalan biasa sampai ke bukit Marwah dihitung satu kali perjalanan.
Naiklah ke bukit Marwah dengan cara yang sama yang dilakukkan dibukit Shafa, kemudian berjalan ke bukit Shafa seperti yang dilakukkan pada perjalanan dari bukit Shafa ke bukit Marwah, perjalanan kedua selesai.
Demikianlah dilakukkan sampai 7 kali perjalanan, dimulai dari bukit Shafa dan berakhir dibukit Marwah.
Alhamdulillah selesai juga melakukkan Sa'i, sampai dibukit Marwa terakhir putaran, tiba waktunya cukur rambut sedikit saja sebagai syarat atau disebut juga Tahallul bahwa kita sudah selesai melakukkan Umroh.
Setelah selesai melakukkan Ibadah Umroh, belum afdol kita foto-foto di depan Kabbah. He..he...
Sambil pulang menuju ke pemondokkan (hotel), kita foto-foto dulu dihalaman depan Masjid Haram.
Keesokan harinya kita bersama-sama berziarah di Jabal Nur - Gua Hira.
Gua Hira yang ada dilereng Jabal (gunung) Nur ini tempat Nabi Muhammad SAW menyendiri (khalwat) hingga menerima wahyu yang pertama.
Jabal Nur adalah salah satu dari deretan gunung berbatu yang mengelilingi kota Mekkah. Letaknya di Timur Laut Kota Mekkah. Jaraknya sekitar 6 km dari kabbah. untuk mendaki bukit yang sepenuhnya terdiri atas susunan batu-batu tajam dan licin itu diperlukkan waktu sekitar 1 - 1,5 jam.
Jabal Rahmah
Jabal Rahmah yang berarti "gunung/bukit penuh rahmat" atau "gunung kasih sayang". Di atas ada tugu sebagai tanda tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa. Dikisahkan, dibukit inilah Nabi Adam dan Hawa bertemu setelah 100 tahun diturunkan dari langi ke bumi.
Ada keyakinan, tempat ini merupakan "tempat terbaik" untuk berdo'a meminta jodoh. Dikatakan, apabila seseorang berdo'a diatas bukit ini untuk meminta pendamping hidup, niscaya do'anya dikabulkan Allah. Wallahu a'lam.
Gua Tsur _ Jabal Tsur
Ada di Jabal Tsur atau Gunung Tsur. Ini tempat Nabi Muhammad SAW bersembunyi bersama Abu Bakar dari kejaran kaum kafir Quraisy saat hendak ke Madinah. Di Jabal Tsur yang tandus itu Rasulullah dan Abu Bakar berlindung selama tiga hari tiga malam.
Berjarak 5 km dari kota Mekkah, Jabal Tsur berupa barisan bukit batu dan merupakan perbukitan tertinggi di Mekkah. Gunung Tsur memiliki tiga puncak yang bersambung dan berdekatan.
Di salah satu puncak Jabal Tsur itulah terdapat Gua Tsur.
dulu banyak jamaah haji berupaya naik ke Jabal Tsur dan melihat Gua Tsur.
Namun, kondisi medan bukit yang terjal, serta waktu tempuh yang cukup lama, sekitar 2-3 jam untuk mencapai gua, membuat pemerintah Arab Saudi mengeluarkan larangan naik ke Jabal Tsur, Jamaah kini hanya bisa menyaksikkan Jabal Tsur dari bawah bukit.
Sungguh Nikmatnya waktu melaksanakan shalat sunat Tarawih di Masjid Haram sebanyak 23 rakaat.
Tiba waktunya hari-hari terakhir kita melaksanakan Umroh, sebelum kita pulang ke Indonesia kita diwajibkan melaksanakan Thawaf Wada.
Thawaf Wada
Tawaf sunnah adalah tawaf yang bisa dikerjakan kapanpun di dalam Masjidil Haram. Ia menjadi pengganti tahiyyatul masjid bagi Masjidil Haram. Dan terakhir adalah Tawaf Wada atau tawaf perpisahan.
1. Setiap orang yang melakukan ibadah haji dan umrah diwajibkan bagi mereka untuk melakukan Tawaf Wada’.
2. Tawaf Wada’ ini adalah sebuah kewajiban bagi setiap jemaah haji dan umrah saat mereka hendak meninggalkan kota suci Mekkah.
3. Tawaf Wada’ hukumnya wajib dalam madzhab Hanafi, Syafi’I dan Hambali kecuali wanita yang haidh dan penduduk Mekkah.
Wajibnya Tawaf Wada’ ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Ra yang berkata,
“Setiap manusia diperintahkan untuk menjadikan saat terakhirnya di kota Mekkah di sisi Baitullah (Ka’bah), hanya saja perintah ini tidak ditujukan bagi wanita haidh.” HR Bukhari & Muslim
Tawaf Wada’ adalah sebuah momen yang paling berat dirasakan oleh setiap jemaah. Momen perpisahan dengan Baitullah ini membuat mereka larut dalam suasana sedih bercampur haru dengan penuh harap dan doa semoga Allah Swt memberi kesempatan bagi mereka untuk dapat datang lagi suatu saat ke Baitullah, baik untuk berhaji maupun umrah.
Seperti tawaf yang lain, Tawaf Wada’ terdiri dari 7 putaran yang dilakukan mengelilingi Ka’bah ke arah kiri. Diawali dan disudahi di Rukun Hajar Aswad.
Perbedaannya adalah bahwa dalam Tawaf Wada’ tidak disunnahkan melakukan shalat sunnah tawaf.
Usai mengerjakan Tawaf Wada’, setiap jemaah haji diizinkan untuk meninggalkan Baitullah dengan cara yang wajar tanpa harus berjalan mundur atau sambil menunduk.
Siapa yang tidak menjalani Tawaf Wada’ maka ia wajib membayar dam sebesar satu ekor kambing, baik disengaja maupun bila terlupa.
Kambing tersebut disembelih dimana saja dan dibagikan kepada kaum faqir yang membutuhkan.
Tawaf wada’ ini hanya diwajibkan bagi jemaah haji yang tinggal di luar kota Mekkah. Adapun jemaah haji yang tinggal di kota Mekkah maka mereka tidak berkewajiban melakukan Tawaf Wada, dan tiada kewajiban bagi mereka untuk membayar dam bila mereka tidak mengerjakannya. Wallahu Alam.
Akhirnya kita pulang ke Indonesia, sebelum kita pulang ke Indonesia, seperti jamaah Umroh yang lainnya, kita mengunjungi Masjid Terapung.
Dikota Jeddah ada sebuah masjid yang menjadi tempat favorit dikunjungi jamaah, yakni Masjid Terapung. Meskipun dalam sejarah perkembangan Islam, masjid ini tidak memberikan arti sejarah apapun. Namun karena lokasinya yang berada di pinggir pantai menyebabkan masjid terlihat seperti terapung diatas permukaan air laut, sehingga menjadi objek yang menarik untuk disinggahi.
Konon katanya Masjid Terapung ini merupakan tanah wakaf seorang janda kaya raya penduduk disekitar situ. Setelah kematian almarhum suaminya, dia mewakafkan kekayaan untuk membangun masjid ini. Keindahan masjid terlihat dapat dirasakkan dengan duduk disekitar taman yang menjorok ke laut. Masjid ini berukuran sekitar 20 x 30 m. Bagian dalam masjid dihias dengan banyak tulisan kaligrafi. Para jemaah haji Indonesia yang refreshing dipantai tidak melewatkan untuk beribadah shalat di masjid ini.
Bukan hanya Masjid Terapung yang bisa dinikmati, air Laut Merah pun menjadi objek favorit jemaah. Bagi mereka yang penasaran, air laut ternyata tidaklah semerah namanya. Disebut begitu karena terdapat ganggang merah didalam air laut ini.
Dinamakan Laut Merah, juga karena di laut ini Firaun memberi perintah agar bayi-bayi di masanya dibuang ke laut untuk mencegah kejatuhan kekuasaan dirinya, sebelum akhirnya Nabi Musa as diselamatkan Allah SWT. Di laut ini pula pernah terbelah dan Nabi Musa as bersama umatnya bisa menyeberang, dan Firaun bersama bala tentaranya binasa ditelan gelombang laut. Dengan garis pantai sepanjang 80 km, tidak berlebihan bila Jeddah disebut pula sebagai The Bride from The Red Sea atau Pengantin laut Merah.
Waktu terasa cepat sekali, sudah 7 hari saya berada di Arab Saudi, 4 hari di Madinah dan 3 hari di Mekkah. Serasa masih betah di Mekkah.
Jam 7.00 malam waktu setempat saya bersama teman-teman menaiki pesawat Saudi Arabia Airlines.
Insyaallah saya akan kembali ke Tanah Suci, tapi nanti bersama istri saya, akan menunaikan Ibadah Haji. Ammiiinnn.....
Alhamdulillah akhirnya tiba juga di Indonesia, di Bandara Soekarno Hatta jam 11.00 WIB. Sambil menunggu tas-tas bawaan kita, terus sambil menunggu air zam-zam yang hilang seperti teman-teman saya. Jam 13.00 WIB bis kita berangkat menuju Bandung dan tiba di kantor pukul 17.00 WIB dan disambut oleh teman-teman kantor, istri-istri kita dan anak-anak kita.
Akhirnya terdengarlah suara adzan maghrib, waktunya kita buka bersama dengan teman-teman sekantor, keluarga tercinta kita. Alhamdulillah Ya Allah....
Buka Bersama dengan Keluarga Besar
Nama-nama Perjalanan Religi Ke Tanah Suci Tahun 2012 - 1433 H
1. Muhamad Ramdhani
2. Dudung Rustandi
3. Usep Arifin
4. Yudi Somantri
5. Deni Hermawan
6. Kamsah Kertapernata
7. UU Muchdiat
8. Undang Sanusi
9. Patna Widianta
10. Susila Budiana
11. Hidayat (Alm)
12. Dede Rahmat Saleh (Alm)
13. Yudi Gasmara
14. Yusuf Wahdini
15. Fauzi
16. Sutrisno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar